Mengais Rezeki Recehan Jadi Badut Jalanan Jelajahi Purwakarta

Badut kini marak disetiap sudut jalanan Purwakarta

“Pergi bareng-bareng dari Sukamandi dengan menumpang mobil truk yang melintas. Pergi pagi pulang malam, kadang sampai rumah bisa tengah malam,” kata Andrian, Kamis (23/9).

Menurutnya, kostum yang dia dan teman-temannya pakai disewa dari pemiliknya di Sukamandi dengan harga sewa perhari Rp 25 ribu.

“Lumayan masih ada lebihnya, sisa makan dan minum. Kalau lagi beruntung, saya bisa mendapat uang 200 ribu, kadang hanya 100 ribu, bahkan kalau sepi hanya 50 ribu. Sewa kostum 25 ribu ke pemiliknya,” ujar Andrian, seraya mengatakan, sebelum menjadi pekerja badut, ia pernah kerja serabutan, kuli bangunan, hingga menjadi pengamen.

Dengan menjadi badut, ia bersyukur bisa menutupi kebutuhannya sehari-hari dia dan adik-adik serta orang tuanya, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.

“Sedihnya tuh pas cuaca hujan, kalau kehujanan kostum jadi makin berat. Serba salah memang, kalau cuaca panas didalam kostum jadi pengap, napas tersengal-sengal karena seluruh tubuh mulai dari kepala hingga kaki tertutup kustom badut,” kata Andrian.

Terkait keberadaan badut-badut jalanan, salah seorang warga Purwakarta, Mado Asmadi mengatakan, berbagai macam mata pencaharian dijalani oleh warga untuk bisa bertahan di masa pandemi ini.

“Pekerjaan badut jalanan merupakan salahsatu mata pencaharian yang disediakan ruang-ruang publik. Buat saya tidak masalah, yang penting tidak bertindak kriminal, saya pikir para badut bukan pengemis yah, mereka bisa menghibur anak-anak,” kata Bang Mado.(Budi)