“Di SDN 2 Nangewer ini, selain menggunakan metode belajar secara daring maupun luring (luar jaringan), kami juga menggunakan metode pembelajaran Gurling atau ‘Guru Nguriling’ ke rumah-rumah siswa yang tidak memiliki Handphone Android ataupun laptop,”jelas Kepsek SDN Nangewer, Tita Puspita.
“Agar semua siswa bisa mengikuti belajar daring, kami harap ada bantuan inventaris handphone android dan kuota internet bagi siswa. Kalaupun tidak semoga aja ada honor tambahan bagi guru di sini,”harap Tita.
Mendapat penjelasan tersebut, Kepala BKPSDM Asep Supriatna mengapresiasi apa yang dilakukan pihak sekolah untuk tetap menunaikan tanggung jawabnya mengajar anak-anak. Apalagi ditengah keterbatasan fasilitas handphone dan jaringan internet serta geografis di Desa Nangewer, Kecamatan Darangdan.
“Tentu ini butuh perhatian kita pemerintah daerah. Agar upaya kebijakan pendidikan terutama tenaga pendidik disini dapat mengabdi dengan baik ditengah keterbatasan.”, ungkap Asep.
Asep menegaskan, kedatangannya ke daerah terpencil, untuk memastikan jika tenaga pendidik sebagai sumber daya manusia yang digaji oleh negara, betul-betul mengabdi dengan baik ditengah keterbatasannya.
Sehingga, menurutnya, kesan yang melekat saat ini terhadap guru ditengah masa pandemi Covid-19, yang menyebut guru hanya makan gaji buta karena sekolah diliburkan, adalah kesalahan besar dan perlu diluruskan.
“Jadi jangan juga dianggap guru itu tidak bekerja saat Covid-19 seperti sekarang ini. Kita pastikan sekarang, seluruh perangkat yang kita miliki semuanya bekerja dengan mengerahkan kemampuan yang ada,” pungkasnya.(jab)