Opini  

Dialektika antara keluhuran dan marwah Wakil Rakyat

Agus Yasin

Secara asumsi, anggapan ini mungkin sebagai suatu ironi yang menunjukkan betapa moral dan hati nurani seorang wakil rakyat sudah tidak lagi berbicara.

Sebagaimana kita ketahui, selain wajib menjalankan tugas dan fungsinya setiap juga memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya secara individu sebagai wakil rakyat. Namun tetap harus mampu menjaga dan memelihara marwahnya.

Jangan berpolitik dengan cara-cara pragmatis.

Dan jangan jadi politisi populis yang hanya sibuk dengan pencitraan, serta mengobok-obok emosi rakyat. Sementara di sisi lain tak ada keputusan politik nyata bagi rakyat, yang nampak hanya suatu kepentingan untuk dijadikan keuntungan melalui media.

Sekali lagi, setop berwacana politik usang. Stop juga manipuasi kebaikan untuk sekedar mencari keuntungan politik dan materi. Rumuskan politik legislasi, politik anggaran, politik pengawasan yang menjadi prioritas tupoksinya.

  • Penulis adalah pengamat kebijakan Publik dan Mantan Anggota DPRD Purwakarta.