“Sekarang untuk penjualan Alhamdulillah gak sulit, soalnya banyak pelanggan yang sampe rela nunggu dan datang ke kandang untuk mendapatkan telur ayam yang masih fresh. Kalau pas awal-awal sih saya tawarin ke tetangga deket rumah aja dan aga sulit. karna keterbatasan modal, tak jarang saya juga sering menolak pesanan dari agen-agen telur,” beber Lili.
Ia mengaku, usaha yang digelutinya selama ini tidak menggangu tugas utamanya sebagai abdi negara, pasalnya dirinya dibantu mertua dan saudaranya untuk merawat ayam petelur tersebut.
“Kalau yang ngurus sih di bantu mertua sama sodara kang, kalau saya selepas piket atau ketika selesai kerja aja,” ucap pria yang dikenal murah senyum ini.
Lili berharap usaha ternak ayam petelur miliknya ini bisa terus berkembang dan bisa lebih banyak lagi dengan harapan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi, khususnya masyarakat setempat.
“Saya berharap usaha sampingan seperti yang dilakukannya bisa menjadi inspirasi rekan-rekan kerjanya untuk bekal dimasa tua, terlebih yang mendekati masa purna bhakti (pensiun), terlebih usaha ini tanpa mengganggu tugas saya sebagai pengayom, pelayan dan pelindung masyarakat,” tutur Lili.
Dalam kesempatan itu, dia juga bersedia membagi tips kesuksesannya menjalankan bisnis peternakan ayam petelur. Modal pertama yang harus dimiliki adalah tekad dan ketelatenan.
“Intinya, jangan kenal menyerah, jika ada kemauan pasti ada jalan dan bisa sukses. Untuk urusan modal tidak perlu merogoh kantong yang besar, tapi bisa dimulai dari kecil. Ingat pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit,” ucap Lili. (Budi A. Permana)