Mendukung Gelisah Ketua Fraksi PKB DPRD Soal Kemiskinan di Purwakarta

Widdy Apriandi

Pun, dari aspek kebijakan refocusing, konteksnya bisa dipahami. Orientasi refocusing dominan ke aspek mitigasi pandemi. Sedangkan mitigasi ekonomi seperti luput dari perhatian (concern). Angka 41,8% kelompok pengeluaran < 300.000 menguatkan justifikasi tersebut. Sekali lagi : orientasi refocusing anggaran tidak sampai pada misi mitigasi ekonomi–yang padahal mendasar.

Kedua, data Purwakarta Dalam Angka 2021 bisa diposisikan sebagai tahun awal (t-0) agenda pemulihan ekonomi pasca krisis pandemi Covid-19. Tren pemulihan lantas bisa diperiksa lewat data lanjutan di tahun 2021, 2022, dan tahun ini. Bagaimana pergerakannya? Untuk menjawabnya, indikator pertumbuhan ekonomi yang didapat dari perbandingan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan tidak bisa dijadikan petunjuk tunggal. Perlu diperiksa juga aspek pemerataan (equity). Petandanya adalah persentase rakyat berdasarkan kelompok pengeluaran (Firdaus, 2016). Secara kasuistis, bagaimana kelanjutan nasib 41,8% rakyat yang berada di level pengeluaran < 300.000? Kelas sosial ini jelas yang paling rentan.

Lagi-lagi, potret “nasib” kelas sosial rentan tersebut bukanlah insiden tunggal alias terjadi begitu saja. Ada variabel yang turut berkontribusi. Sebut saja, Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui kebijakan sekaligus intervensi anggaran publik. Dampak kebijakan serta intervensi anggaran tersebut dapat dilacak melalui jejak data.

Pada akhirnya, sembari mendukung Alex yang kritis terhadap data, saya sekaligus ingin bilang bahwa titik klimaks kritisisme ini bukanlah soal sengkarut data an sich. Lebih dari itu, yaitu akuntabilitas dibalik data itu sendiri. Bahwa dibalik data ada jiwa yang harus dipertanggungjawabkan. Diperjuangkan! (Sjaf, 2021).

Advokasi terhadap kelas ekonomi rentan di Kabupaten Purwakarta mesti diarus-utamakan. BPS, atas data yang dipublikasikannya, harus menjawab. Lebih dari itu, Bupati Purwakarta wajib merespon cepat.

Wallahu’alam Bisshowab…

  • Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana IPB University, Bergiat di Unit Data Desa Presisi & Merdesa Cendekia