“Dulu kita tidak punya, harus menelepon pemilik supply makanan ngelobi-lobi, ah riweh lah. Kalau begini, kan bisa tenang, karena punya gudang yang isinya segala rupa,” ujarnya.
Menurunya, fungsi PDP bisa macam-macam, bisa seperti bulog, bisa juga seperti badan pangan, karena bisa mendeteksi kenaikan harga oleh sistem komputer. Komputer akan melaporkan lampu kuning lampu merah sebagai peringatan.
“Kenapa memilih Kabupaten Purwakarta, karena secara geografis ruas jalan tol paling banyak melintasi Purwakarta. Jadi ke arah Bandung gampang, ke arah Cirebon juga gampang, ke arah Jakarta juga gampang,” kata Kang Emil.
Sementara, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika berharap pusat distribusi dengan segala mekanisme dapar memastikan harga bisa selalu terjangkau.
“Semoga dengan hadirnya PDP ini juga akan menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan pangan masyarakat yang memang tidak bisa terpenuhi karena produksi di Purwakarta yang masih belum cukup,” kata Ambu Anne.
Ia mencontohkan, seperti komoditas bawang merah bawang putih, ayam potong, telur yang selama ini selalu kalau di Purwakarta tergantung dari distributor. Apapun sumbernya dan kondisinya, kita harus punya stok kapanpun jangan ada kelangkaan.
“Kalau lancar Alhamdulillah, kalau tidak nanti gejolak harga akan terjadi seperti beberapa momen lebaran atau nataru, tetapi dengan adanya PDP mudah-mudahan nanti akan stabil. Yang jelas ini harus punya manfaat juga buat warga Purwakarta,” demikian Ambu Anne. (jainul abidin/hms)