Komunitas Bela Purwakarta Peringatkan; Jaga Nama Baik Purwakarta sebagai Kota Layak Anak dan Kota Santri !

Miris. Dalam waktu dekat kita akan memperingati Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang, selain itu Kota Purwakarta masih menyandang Image sebagai Kota Santri pula, Kami berharap institusi keagamaan menyikapi peristiwa yang mencoreng marwah agama ini sebagai sesuatu yang sangat darurat dan ditindaklanjuti dengan menata pola pengajaran keagamaan yang lebih baik dan terhindar dari potensi Human Error di kalangan pendidik keagamaan yang berimplikasi menjadi kasus hukum.

Seyogyanya stakeholder di bidang keagamaan mengkhidmati proses panjang perjuangan dakwah dari para the Founding Fathers seperti Syekh Baing Yusuf , Mama Sempur dan sejumlah ulama pelopor pendakwah lainnya di bumi Purwakarta dengan menjaga tatanan pengajaran keagamaan yang beradab dan bermartabat

Kejadian serupa seperti ini sudah sering terjadi di seluruh nusantara, semoga ini menjadi kasus yang terakhir.

Sudah saatnya semua komponen keagamaan bekerjasama dengan aparatur pemerintahan di semua jenjang nya beserta komponen kemasyarakatan menyudahi peristiwa seperti ini dengan melakukan sejumlah langkah langkah atau sistem yang preventif.

“Jangan sampai anak-anak kita takut untuk mengaji.”tutur Koordinator Bela Purwakarta, Aa Komara

Saat memberi keterangan Aa Komara di dampingi sejumlah pengurus dari organisasi dan komunitas yang berkordinasi di WAG Bela Purwakarta, di antaranya Boy Kiddrock dari LSM Kompak, Fathi Hilaby dari Ormas Manggala Garuda Putih dan Aziz Agustiana dari Komunitas Generasi Pemuda Hijrah Purwakarta ( GPHP ). (Jab)