Perdebatan mulai sengit ketika Ketua Fraksi Gerindra Zusyef Gusnawan merasa kecewa atas janji-janji pejabat Pemkab Purwakarta yang akan memberikan laporan tertulis tapi tidak pernah dilaksanakan, “Ini peringatan terakhir dari saya. Ada pertanyaan-pertanyaan yang pernah saya sampaikan sejak saya menjadi anggota Banggar tapi mana buktinya sampai saat ini saya belum menerima laporan tertulis itu,”ucap Zyusef Gusnawan dengan suara berat manahan kecewa.
Pertanyaan juga datang dari Said Ali Azmi. Dia menanyakan ada sekolah yang baru direhab belum lama sudah rusak lagi. “Coba jelaskan kenapa bisa terjadi seperti itu,”tanya bang Jimmy.
Berikutnya giliran Ketua Fraksi PKB Hidayat mendapat kesepatan bertanya. Pada momen ini Hidayat – mantan aktifis mahasiswa Permata Bandung paling vokal itu – mempertanyakan penggunaan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT). Kemudian pertanyaan juga meluncur dari anggota Bangar Muhsin Junaedi dan Ceceng Abdul Qodir.
Pada giliran bertanya anggota Banggar, Rifky Fauzi SH langsung menohok pada soal lemahnya perencanaan sehingga ketika ada pembangunan sekolah karena lemahnya perencanaan bisa saja terjadi bangunan sekolah yang baru dibangun tak lama roboh, “Coba ada kejadian saat pembelajaran dimana ditempati oleh murid atau siswa kemudian roboh. Ini akibat lemahnya perencanaan. Apa perlu saya merekomendasikan agar ada pemeriksaan ulang oleh BPK atau meminta APH melakukan penyelidikan dan penyidikan,”ujar Rifky Fauzi.
Rapat semakin tinggi tensinya ketika jawaban baik dari Ketua TAPD maupun dari para Kepala Perangkat Daerah soal lemahnya perencanaan dan penggunaan dana BLT yang dianggap tidak tepat penggunaannya sehingga menghambur-hamburkan anggaran. Apalagi ketika Kepala Dinas Kesehatan yang merangkap jabatan sebagai Plt. Direktur Bayu Asih menjelaskan pemakaian dana BLT.
Demikianpun ketika Kepala Dinas PU&TR Ryan Oktavia menjelaskan penggunaan dana BTT diantaranya untuk membuat ruas jalan baru yang langsung ditanggapi oleh Ketua Fraksi PKB Hidayat dengan contoh konkrit pembangunan ruas jalan baru yang akhirnya mubajir tidak terpakai. Jalan lama yang dikatakan kena bencana alam sehingga harus membuat ruas jalan baru malah kembali penguna jalan menggunakan jalan yang lama. “Banyak yang mubajir pengguanaan dana BTT yang harus diungkap,”kata Hidayat kepada wartawan media ini usai rapat Bangar.
Rapat berakhir melintasi pergantian hari dari Rabu (7/9/2022) ke hari Kamis (8/9/2022) pukul 00.36. “Baiklah karena waktu sudah lewat tengah malam, rapat akan kita lanjutkan pada waktu yang kita sepakati bersama dengan TAPD dan OPD lainnya,”kata pimpinan rapat Banggar Sri Puji Utami. (jab)