Tim pengembang sekolah dari dinas pendidikan Kab Purwakarta telah berhasil merumuskan pedoman yang menjabarakan kemampuan berfikir tingkat tinggi sebagaimana menjadi kebijakan kemendikbud yg kita kenal dengan istilah HOTS (Higher Order Thinking Skills) ke dalam sistem berfikir Pancaniti (Niti Harti, Niti Surti, Niti Bukti Niti Bakti dan Niti Sajati) yang menjadi tuntutan kompetensi dalam program tatanen di bale atikan.
Diharapkan seluruh guru di Purwakarta kedepan mampu mendesain pembelajaran yang membawa siswa pada pencapaian kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang telah di tentukan dalam kurikulum nasional dengan basis materi ajar Tatanén di Balé atikan. Pungkas Doktor Administrasi Pendidikan UPI, tersebut lugas.
Sebagaimana di ketahui bahwa Dinas Pendidikan Kab.Purwakarta sedang gencar menanamkan pendidikan karakter melalui program tatanen di bale atikan, program ini bermaksud mengiapkan peserta didik yg mampu mengenali dirinya, mengenali sesamanya dan mengenali lingkungan alamnya. Program yang berorientasi pada penyadaran bagaimana manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang harus saling hidup dan menghidupi bukan mengeksploitasi dan merusak satu sama lain.
Sebuah pola penyadaran yabg dibangun untuk membangun peradaban luhur dalam menyelamatkan Indonesia dari kerusakan lingkungan akibat ulah manusia.
Sementara itu Direktur Self Learning Institute (SLI) Mochammad Irvan Evrizal, S.IP mengatakan, materi pelatihan untuk kegiatan PUP kali ini terdiri dari materi Konsep Dasar Program Tatanén di Balé Atikan, Desain Pembelajaran Tatanén di Balé Atikan Berbasis Pancaniti (Lingkup Kurikulum) serta materi dan teknis Pengelolaan lingkungan sekolah berbasis prinsip permakultur. Dengan demikian diharapkan para peserta bukan hanya menguasai teori dan materi pelatihan saja tetapi juga memiliki keterampilan teknis yang sangat dibutuhkan untuk membantu menyusun design pengelolaan lingkungan sekolah berbasis permakultur. (001)