Mantan Mojang Purwakarta tahun 1999 itu juga optimistis UMKM bisa beradaptasi seperti filosofi pohon bambu. Bisa melenting ke mana pun angin kencang bertiup. UMKM akan dengan mudah bermanuver ke jenis usaha yang lebih diminati pasar agar bisa bertahan hidup. Kondisi tersebut berbeda dengan perusahaan besar yang sulit mengubah lini produksi dalam waktu singkat.
“Setelah beberapa bulan terakhir ini, UMKM sudah bisa melihat tren dan peluang yang ada. Kemudian, melakukan shifting atau perubahan jenis bisnis mereka,” tuturnya.
Bupati Purwakarta berkata, sejauh ini pihaknya terus memberi support agar para pelaku UMKM bisa kembali bangkit. Termasuk, memberikan stimulus modal usaha bagi mereka. Tak hanya itu, pihaknya pun telah memberikan ijin ke tempat-tempat pariwisata. Karena, dengan dibukanya lokasi wisata, diharapkan bisa membantu untuk pemulihan disektor ekonomi, terutama yang ada di sektor pariwisata. “Sektor pariwisata itu akan berdampak pada yang lainnya, termasuk untuk UMKM,” kata dia.
Ia juga mengungkapkan, sejauh ini geliat UMKM di wilayahnya telah menunjukan trend yang sangat positif. Menurutnya, ini harus terus kita dorong, karena secara tidak langsung bisa turut membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Menutup, Anne mengatakan, merujuk data dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan setempat, saat ini lebih kurang sudah ada 8.000 pelaku UMKM yang ada di wilayahnya. Para pelaku usaha ini, tersebar di hampir seluruh desa di 17 kecamatan yang ada. Mayoritas, UMKM ini begerak di sektor makanan dan minuman atau biasa disebut kuliner. ( ADV )