WORKING Group on Women Preventing Countering Violent Extremism (WGWC) telah menjadi rumah bersama dalam memiliki knowledge yang luar biasa. Dalam perjalanannya WGWC dan publik menyadari bahwa bicara perempuan bukan bicara entitas tunggal.
Demikian disampaikan Country Representative AMAN Indonesia-SC WGWC, Dwi Rubiyanti Kholifah pada Konferensi Nasional WGWC di Prime Plaza Hotel, Kota Bukit Indah, Purwakarta, Senin 06 Mei 2024.
Menurutnya, dalam konferensi ini digelar dialog-dialog tentang perkembangan terkini dalam ekstrimisme kekerasan dengan perspektif perempuan, perdamaian dan keamanan. Lalu, ada dialog soal upaya memperkuat peran dan agensi perempuan serta partisipasi yang signifikan dari perempuan dan pemuda dalam mencegah ekstremisme kekerasan.
“Konferensi ini adalah ruang untuk mendatangkan aktor-aktor yang bekerja mencegah dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan mengarah pada terorisme. Mengapa Indonesia penting menyelenggarakan sejumlah konferensi seperti ini? Ya karena untuk melihat berapa besar sebenarnya upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat tentu bersama dengan pemerintah baik nasional maupun daerah untuk pencegahan yang lebih sistematis,” ujar Dwi Rubiyanti kepada awak media.
Kata Dwi, untuk membuat sebuah mitigasi yang lebih baik agar aksi-aksi teror di masa depan itu bisa diminimalisir, perspektif gender Indonesia sudah punya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender. “Kami mengingatkan lagi bahwa pengarusutamaan gender belum selesai dan tetap harus dijaga khususnya dalam konteks kita melawan ekstremisme kekerasan,” ujarnya.
Konferensi ini juga untuk kembali mengingatkan kepada publik bahwa tidak akan bisa mengenali tren terbaru terkait dengan gerakan kelompok-kelompok ekstremis ini tanpa memiliki perspektif gender.