“Saya bertemu Arya, anak 12 tahun yang setiap hari harus berjualan tisu hingga larut malam sepulang sekolah. Ada juga Kiki, seusia Arya, yang harus menghidupi tiga adiknya yang masih balita. Bahkan, Almarhum Bapak M. Toha sempat pingsan karena kelaparan di atas becaknya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Menurutnya, kisah-kisah seperti itu hanyalah sebagian kecil dari potret kemiskinan di Palembang. Berdasarkan data, terdapat lebih dari 173.000 warga yang menghadapi persoalan serupa, baik di bidang pendidikan maupun kesehatan.
Namun, ia mengungkapkan pencapaian selama masa tugasnya yang kurang dari sembilan bulan sebagai Pj Wali Kota. Salah satunya adalah tercapainya Universal Health Coverage (UHC) sebesar 103,7 persen, yang memastikan seluruh warga Palembang terlindungi oleh asuransi kesehatan.
Sebagai bagian dari program unggulan RDPS, “Palembang Sehat,” pasangan ini berkomitmen menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak, layanan kesehatan untuk ibu hamil, jaminan kesehatan bagi lansia, dan puskesmas 24 jam.
“Tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Tidak ada lagi masyarakat yang meninggal karena kelaparan atau tinggal di rumah tak layak huni. Kami akan menjamin kesejahteraan dan kesehatan seluruh warga Palembang,” tutup Ratu Dewa (Sy/***)