Menurutnya, hal ini juga menjadi bahan evaluasi jajarannya. Soal apa yang sudah Pemda lakukan selama ini, bagaimana penerimanya oleh masyarakat, bagaimana manfaatnya bagi masyarakat, apa dampaknya bagi masyarakat, sudah baik atau belum. “Kalau belum apa yang perlu kita tingkatkan lagi. Ini sebagai media evaluasi juga. Nah, pada akhirnya bisa untuk dipersiapkan agar berbagai kebijakan tahun berikutnya bisa makin selaras dengan kebutuhan masyarakat.
“Forum-forum seperti ini sangat bagus, langsung dilaksanakan, langsung bertemu, antara yang melayani dengan yang dilayani, juga mendapatkan feedback harapannya seperti apa? Kemudian ke depan ini bisa berlanjut terus, tidak hanya di Sukasari, seperti saya bilang tadi juga di kecematan-kecematan yang lain. Meskipun sebenarnya di kabupaten sudah ada yang MPP Bale Madukara itu, tapi lebih dekat lebih baik, bisa mendengar langsung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” kata Benni.
*Upaya Menggali Potensi Sukasari*
Sukasari merupakan kecamatan yang berada di ujung barat Kabupaten Purwakarta. Selain alamnya yang indah dan menyimpan potensi wisata, di Sukasari juga banyak potensi yang bisa digali untuk meningkatan perekonomian warganya.
Wilayah Kecamatan memiliki keindahan alam tersendiri. Gunung-gunung yang menjulang tinggi, serta panorama alam yang masih asri memiliki daya tarik tersendiri. Sukasari sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah obyek wisata berbasis alam. Apalagi, di wilayahnya terdapat banyak curug atau air terjun. Bukan hanya potensi pariwisata, di wilayah itu juga sangat potensial untuk pengembangan produk UMKM tradisional. Sebut saja di antaranya, pengembangan gula aren dan kopi khas Sukasari.
Sejauh ini Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta terus berupaya untuk memperkenalkan produk-produk lokal tersebut supaya pasarnya bisa lebih luas. Dalam hal ini, pemerintah juga turut membantu dalam hal pengembangan produknya melalui pembinaan kepada para pelaku usahanya.
Belasan tahun silam masyarakat di Kecamatan Sukasari sempat terisolasi. Wajar saja, kala itu secara otomatis membuat perekonomian warga sekitar tidak bisa menggeliat. Terbatasnya infrastruktur darat di ke wilayah ini yang jadi kendalanya. Apalagi, dulu perahu hanya menjadi moda transportasi andalan warga yang bermukim di kecamatan tersebut. Karena, hampir seluruh aktifitas mereka, hanya bisa dilakukan melalui akses jalur air menggunakan perahu dengan menyeberangi Danau Jatiluhur.
Namun, sejak 2017 lalu kerisauan masyarakat Sukasari pun sirna, seiring dibangunnya jalur darat penghubung antar kecamatan oleh pemerintah setempat. Alhasil, saat ini geliat perekonomian masyarakat di wilayah itu berangsur meningkat. Karena, dengan adanya akses darat yang memadai itu, ternyata cukup berimplikasi pada roda perekonomian masyarakat. Saat ini, mulai banyak bermunculan ekonomi kreatif yang tumbuh di masyarakat. (Jainul Abidin/hms)