Menurut Kabid PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Purwakarta kalau anak yang sudah masuk sekolah tidak ada yang terkena stunting. “Ini kan sosialisasi arahnya pencegahan. Karena kalau disekolah sudah ada program makanan tambahan sehingga deteksi dini lebih diketahui lebih awal. Pesertanya hari ini sekitar 175 orang guru dan Bunda Paud Kecamatan,”katanya.
Sementara itu, Kadisdik Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd usai memberikan pengarahan pada acara tersebut kepada wartawan menjelaskan, stunting harus melibatkan semua urusan termasuk urusan pendidikan.
“Mengapa ada masyarakat yang kena stunting? Karena bisa jadi karena faktor pengetahuan, faktor kesadaran dia belum tau atau kita tidak mitigasi dari awal,”kata Kadisdk Purwakarta, Purwanto yang akrab disapa Kang Ipung.
Menurutnya, Dinas Pendidikan punya fungsi untuk menyadarkan masyarakat, disitu ada anak-anak kecil, di Kelompok Belajar (Kober), di Taman Kanak-kanak (TK), di Sekolah Dasar, anak remaja di SMP. Itu kan proses panjang, rangkaian panjang.
“Mengapa kena stanting? Karena ia misikin, kenapa ia miskin karena tidak berpendidikan, kenapa ia tidak berpendidikan karena ia miskin. muter-muter,”ujarnya.
Dijelaskan Kang Ipung, Kalau disekolah ada pengecekan, kalau sudah masuk jadi siswa sih gak ada yang stunting ya. Biasanya stunting itu gak pada sekolah. Ini inovasi bagaimana kita melibatkan seluruh stakeholder untuk bisa memitigasi stunting, melibatkan pos yandu, melibatkan orang tua, melibatkan sekolah, bagaimana kita mengintevensi makanan, kemudian bagaimana kita menciptakan lingkungan situasi sekolah, yang mempunyai daya dukung terhadap tumbuh kembang anak.
Sasaran akhir dari kegiatan tersebut, dengan adanya program itu diharapkan ada kolaborasi antara sekolah, orang tua, pengurus RT. pengurus RW., Perangkat Desa, Pos Yandu ditingkat lokal, ditingkat atas kolaborasi antara Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DPMD, kemudian pemerintah Kabupaten. (jainul abidin)