Kadisdik Purwanto Menjadi Narasumber dalam Kegiatan 45 th Strategic Talk Pendidikan Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Maju

Kadisdik Purwakarta, Jawa Barat, Dr. H. Purwanto, M.Pd (Nomor 2 dari kiri)

Dalam pembangunan berkelanjutan, Kadisdik Purwanto meyakini program TdBA adalah jalan mewujudkannya karena model permakulture yang dilaksanakan berupaya agar peserta didik memiliki kesadaran penuh akan keberadaannya dimuka bumi, dimana mereka tinggal, dengan siapa mereka tinggal, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana mereka melakukannya dan akan kemana mereka pergi.

Itulah kemudian mengapa pendidikan di Purwakarta memiliki motto merawat bumi berguru pada bumi serta harmoni seisi bumi. Permaculture sebagai model pendidikan holistik dan inklusif menerapkan pendekatan yang bersifat regeneratif. Tidak saja berkelanjutan dengan tetap meminimalkan kerusakan tapi juga memperbaiki (restorasi) dan menumbuhkan lebih baik (regeneratif).

Dalam kesempatan yang sama Prof. Dr. Arif Satria memaparkan pentingnya investasi SDM dalam memanfaatkan bonus demografi melalui pendidikan jika kita ingin menjadi 4 besar negara di dunia dimasa depan.

Menurut Prof. Dr. Arif Satria ada sepuluh faktor yang mempengaruhi kesuksesan sesorang yang perlu disiapkan lembaga pendidikan yakni (Being honest with all people, being well disciplined, getting along with people, having a supportive spouse, working harder than most people, loving my career, having strong leadership qualities, having a very competitive spirit/personality, being very well organized, having an ability to sell my ideas/product.

Kemampuan pemecahan masalah, menurut Sekda Jabar, merupakan ketrampilan yang sangat penting dan dibutuhkan dalam pekerjaan dimasa depan bahkan menempati prosentasi tertinggi sebesar 36% diantara 8 keterampilan lainnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Dr. Herman Suryatman dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Jawa Barat ingin menjadi Provinsi termaju dan salah satunya dengan melakukan transformasi pendidikan.

Pelatihan guru penggerak Jabar akan menjadi percepatan transformasi tersebut bukan hanya guru SMA dan SMK seluruh guru Paud, SD dan SMP di Kabupaten/Kota akan didorong dengan model yang sama.

Guru-guru penggerak yang ada akan diminta untuk melatih guru-guru lain melalui guru penggerak Jabar tanpa anggaran APBD sekalipun Sekda Jabar yakin kegiatan ini akan bisa dilaksanakan.

Pada kesempatan yang sama Sekda Jabar juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis cinta atau kasih sayang untuk anak-anak jika pendidikan ingin maju seperti yang dilakukan Almarhum (Alm) Ibu Een Sukaesih di Sumedang. (Red/***)