“Sebenarnya idenya sudah sudah lama sekitar setahunan. tapi ada trigernya itu ketika ada temen punya produk simping lele. Lalu saya mencoba bisa nggak ya bikin simping dan sate maranggi dikolaborasikan. Kemudian saya menghubungi temen-temen yang ada di Koperasi Simpay Kahuripan Purwakarta. Saya melakukan riset dan meracik. Kalau saya kan berangkatnya dari Rumah Makan Sate Maranggi “SASATE” tidak punya keahlian membuat simping. Kemudian saya berkolaborasi dengan pengrajin simping, saya meracik resepnya. Kami melakukan riset beberapa kali percobaan dan launchingnya sebelum bulan Ramadhan 1445 H tahun 2024. Saat itu, Saya berfikir mengejar pasar untuk oleh-oleh lebaran untuk ketika mereka mudik membawa oleh-oleh kuliner khas Purwakarta yang mereka kunjungi,”beber teh Lina.
“Ini merupakan cara baru menikmati Sate Maranggi sekaligus menikmati Simping. Ini tuh snacknya maranggi. Selama ini kan stigma dimasyarakat yang namanya sate itu kan daging yang ditusuk dan dibakar kemudian dimakan ditempat secara tradisional ditukang sate,”paparnya.
Teh Lina juga mengutarakan produk yang sudah dimiliki SASATE sampai saat ini ada dalam bentuk steik maranggi, cilok maranggi, ketan pizza maranggi, Bumbu Racik Maranggi dan Simping Maranggi,
Lantas apakah SIMPING MARANGGI itu pakai bahan bakunya perasa doang atau dari daging asli? “Murni pake daging layaknya sate maranggi asli. Satenya sendiri kita meracik seperti kita meracik di Rumah Makan SASATE. Kita juga kan berjualan bumbu racikan sate maranggi bagi yang ingin membuat sate maranggi dirumah. Kita pakai daging sapi giling kemudian kita bumbui kita bakar lalu kita campurkan dengan adonan simping. Jadi murni pake daging layaknya sate maranggi asli,”ujar Lina.
Tentu haraganya berbeda dengan simping biasa mengingat Simping Maranggi berbahan baku daging murni maka dari sisi harga lebih tinggi dari simping tanpa campuran daging?. “Memang dari harga 2 kali lipat dari simping biasa. Tapi insya Alloh masih terjangkau. Harganya kisaran Rp.20 ribu dalam kemasan 80 gram. Tapi disini kan kita menggunakan daging maranggi asli bukan perasa,”beber teh Lina.
Kemudian bagaiamana cara masyarakat mendapat SIMPING MARANGGI? “Untuk mendapatkan Simping Maranggi sudah tersedia di outlet-outlet yang menjual snack juga tersedia di Galeri Menong. Galeri Menong ini merupakan outlet yang khusus disiapkan oleh Pemerintah Daerah Purwakarta untuk menampung dan mempromosikan hasil karya para pelaku UMKM di Purwakarta. Tersedia juga di Abona outlet, di Mimo outlet. Selain tersedia di outlet-outlet juga ada reseller seperti di Kabupaten Garut, Kabupaten Subang. Para reseller juga menjual di market place seperti Shopee, dan toko pedia,”ujar teh Lina.
Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta, Ahmad Nizar, M.Si berharap kepada para pelaku UMKM agar terus kreatif dan inovatif, “Saya berharap UMKM dibawah binaan DKUPP selalu berinovasi sehingga menghasilkan keuntungan dalam perjualannya. Semakin banyak variafif produk UMKM Purwakarta maka pembeli semakin banyak pilihan. Semoga Purwakarta semakin maju,”kata Kabid UMKM pada DKUPP, Ahmad Nizar. (jainul abidin)