“Alhamdulillah, pasien sudah sehat. Kami juga bahagia atas apresiasi dan respon positif keluarga kepada RSUD Bayu Asih,” ujar dr. Hani seraya menambahkan jika Eka adalah pasien umum.
Sementara itu, kakak kandung pasien Eka, Andriani, mengaku, dirinya sangat berterimakasih kepada jajaran RSUD Bayu Asih Purwakarta, yang telah menyelamatkan nyawa adiknya. Terlebih lagi, Bayu Asih menerima pasien Eka tanpa meminta uang jaminan terlebih dulu.
“Ini kan kecelakaan, bagaimana mungkin keluarga menyiapkan uang jaminan pengobatan seperti yang diminta RS lain. Jadi, kami meminta adik kami dirujuk saja ke RSUD,” ujar Andriani.
Setelah diterima RSUD Bayu Asih, ternyata RS milik pemerintah ini menjalankan fungsinya dengan baik. Bahkan, Eka dirawat sebagai pasien umum dan mengenai biaya bisa dibicarakan.
Hasilnya, perawatan selama 14 hari, lanjut Andriani, biaya yang dibebankan kepada keluarga ternyata mendapat kebijaksanaan dari pihak RSUD Bayu Asih. Keluarga bisa mencicil pembayaran perawatannya.
“Alhamdulillah, sangat bersyukur masih ada RS yang memiliki toleransi yang tinggi kepada pasien. Ternyata masih ada RSUD yang tidak komersil seperti RSUD di daerah lain. Terima kasih RSUD Bayu Asih, kami sangat bahagia dengan kebijakan ini,” kata Andriani. (jainul abidin/hms)