Oleh : H. Memet Hamdan, SH., MSc.
ANNE RATNA MUSTIKA, sangat dikenal dengan sebutan dan selanjutnya saya gunakan sebutan AMBU, itulah Wanita pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Purwakarta periode 2018 – 2023, menggantikan Bupati sebelumnya (yang adalah suaminya) : Deddy Mulyadi. Ambu tampil kontroversial ketika di tahun ketiga masa jabatannya menuntut Deddy Mulyadi di Pengadilan Agama untuk bercerai sebagai pasangan suami isttri. Perceraian mereka dikabulkan oleh Pengadilan Agama Purwakarta pada triwulan awal tahun 2023. Tulisan ini tentunya tidak akan membahas urusan perceraian mereka, tapi hanya akan memberikan komentar atas kinerja Ambu dalam kapasitasnya sebagai Bupati Purwakarta.
Sejauh pengamatan, Ambu bisa menampilkan dirinya sebagai Bupati, mungkin karena selama lebih dari 18 tahun dia mendampingi suami yang berkarir di Purwakarta mulai dari aktivis Partai dan kemudian menjadi anggota DPRD kemudian menjadi Wakil Bupati dan menutup kariernya di Purwakarta selama 2 periode sebagai Bupati. Selama 18 tahun itulah Ambu tentunya banyak belajar tentang politik praktis dan memimpin Pemerintahan dari suaminya sendiri, dan tentunya pula diantara mereka berdua terbangun chemistry dan common sense yang mendalam. Diakui, itu semua merupakan sebuah “learning proces” yang tidak semua orang bisa memperolehnya. Ambu memperoleh banyak pelajaran dan pengalaman tentang dunia dan kehidupan Pemerintahan, baik Legislatif maupun Eksekutif. Hal ini nyata nampak, ketika di pada tahun 2019 mengawali kiprahnya sebagai Bupati Purwakata, sebuah daerah dengan luas Wilayah 98 ribu Hektar dan jumlah Penduduk +/- 900.000 jiwa. Dia tidak nampak canggung, apa lagi sa’at itu sampai lebih dari 3 tahun dibimbing dan dimentori langsung oleh suaminya yang mantan Bupati. Tidak diherankan kalau dia dalam waktu cepat bisa langsung beradaptasi dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab selaku Bupati, Ambu bukan hanya mampu menjaga keberlanjutan tapi juga stabilitas dan kepekaan kondisi sosial masyarakatnya. Ambu mampu mengkoordinasi seluruh jajaranya untuk menyelesaikan kegiatan Pemerintah Kabupayen Purwakarta sebagaimana tertuang dalam APBD setiap tahunnya. Berbeda dengan aspek Pemerintahan, aspek PEMBANGUNAN nampaknya berbeda. Bupati Purwakarta periode 2019 – 2024 ini tidak terlihat melakukan lonjakan gerak Pembangunan.
Berbeda dengan aspek Pemerintahan, masyarakat cenderung tidak terlalu peka memberikan komentar karena hal ini dinilai hanya sebagai rutinitas. Mereka akan sensitif bila melihat aspek Pembangunan. Ambu harus “a ware” bila dikatakan dia tidak melakukan gerakan dan lonjakan Pembangunan untuk wilayahnya berdiri.