Ida menjelaskan, Diskanak juga menerjunkan tim untuk melakukan monitoring dan kontrol ketat terhadap lalu lintas perdagangan hewan.
“Kita periksa ketat setiap hewan ternak yang datang dari luar Purwakarta. Langkah ini untuk memastikan penyakit antraks bisa kita antisipasi masuk Purwakarta,” kata Ida.
Bisa Menular Ke Manusia
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Diskanak Purwakarta, Wini Karmila menjelaskan, penyakit antraks merupakan jenis penyakit zoonosis yang bisa menular kepada manusia atau pun sebaliknya.
Lebih dari 95 persen lanjut Wini, penularan penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Bacellus Anthracis itu melalui kontak antar kulit, dan mengkonsumsi daging hewan yang terkena penyakit tersebut (Anthrakes Gastrointestinal).
“Berbahaya kalau mengkonsumsi daging hewan yang telah terkontaminasi penyakit tersebut. Gejalanya bisa pusing, mual dan diare berdarah, bahkan dalam beberapa kasus bisa sampai kematian,” ujar Wini.
Dia menjelaskan, walau pun belum di temukan kasus antraks, Purwakarta memiliki riwayat untuk kasus tersebut yang terjadi pada tahun 1999 di Kecamatan Cibatu pada Burung Unta.
“Belajar dari kejadian tersebut, untuk Kecamatan Cibatu, Campaka, Babakancikao dan Bungursari kita rutin memberikan vaksinasi antraks dan pemberian vitamin untuk peternak dan pelaku usaha ternak setiap 6 bulan sekali,” kata Wini.
Wini juga mengatakan, ciri-ciri penyakit hewan ternak yang terkena penyakit tersebut, seperti panas hingga 45 derajat celcius. Hewan tersebut akan terlihat gelisah, cepat lelah, depresi dan keluar cairan encer merah seperti darah dari lubang kumlah (telinga, hidung, anus, kelamin).
“Kalau pada sapi bisa lebih terlihat adanya pembengkakan pada leher, dada, sisi perut, dan pinggang. Kalau panasnya diatas 45 derajat celcius hewan tersebut akan kejang-kejang kemudian terjadi kematian,” jelasnya.
Mengingat bahaya dan dapat merugikan para peternak, lanjut Wini, Diskanak sudah melayangkan surat edaran kesetiap Kecamatan dan para pelaku peternak di Purwakarta untuk meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Untuk masyarakat khususnya para peternak untuk menerapkan PHBS. Wajib menggunakan masker saat menangani ternak hidup atau pun mati. Setelah itu cuci tangan dan kaki menggunakan sabun agar tercegah dari penyakit tersebut,” ujar Wini Karnila. (jainul abidin/hms)