Midan mengatakan, jajaran Dispangtan juga melakukan sejumlah penyuluhan kepada petani bagimana cara mengantisipasi dampak El Nino.
Untuk petani yang area persawahannya berada di hamparan lebih rendah, seperti di Kecamatan Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari, sebaiknya bisa menghemat penggunaan air karena persediaan air diwilayah itu semakin berkurang saat kemarau.
Sementara petani yang area persawahannya berada dihamparan lebih tinggi, seperti di Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes dan Kecamatan Pondoksalam, ketersediaan air relatif lebih baik karena ada pasokan air dari sumber air pegunungan.
“Kepada petani kita berikan informasi dan langkah antisipasinya menghadapi ancaman El Nino. Intinya adalah manajemen air harus baik mengingat musim kemarau akan lebih panjang dibandingkan biasanya,” kata Midan.
Selain problem terbatasnya ketersediaan air, lanjut Midan, fenomena El Nino sangat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama tanaman.
Menurut Midan, perubahan kondisi cuaca dapat menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi beberapa penyakit dan hama.
“Kondisi seperti Ini dapat menyebabkan penyebaran yang lebih cepat dan lebih luas dari serangan penyakit dan hama, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen,” kata Midan.
Kepada petani, Midan mengingatkan agar kembali membudayakan menyimpan sebagian hasil panen di rumah atau lumbung-lumbung padi.
Budaya yang saat ini sudah semakin hilang itu menurut Midan merupakan salah satu upaya agar setiap rumah tangga petani memiliki ketahanan pangan saat musim tanam memburu seperti saat menghadapi fenomena El Nino.
“Budaya menyimpan sebagian hasil panen di lumbung-mungung padi itu warisan para pendahulu kita yang sangat baik bila kita hidupkan lagi. Itu contoh nyata tentang ketahanan pangan yang sesungguhnya di masyarakat.” kata Sri Jaya Midan.
Dikutip dari portal media Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, menyebutkan sedikitnya ada lima hal penting yang perlu diwaspadai terkait dengan kejadian fenomena El Nino di sektor pertanian.
Kelima hal itu meliputi, pertama, El Nino menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan, mengurangi ketersediaan air untuk pertanian. Tanaman membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh dengan baik, dan kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen.
Kedua, El Nino dapat mengganggu musim tanam dan mengubah pola cuaca yang biasanya terjadi. Perubahan ini dapat menyebabkan penundaan dalam penanaman tanaman, penurunan luas tanam, atau bahkan kegagalan panen. Petani perlu memperhatikan perubahan cuaca yang terkait dengan El Nino agar dapat menyesuaikan jadwal tanam mereka.
Ketiga, El Nino dapat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama tanaman. Perubahan kondisi cuaca dapat menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi beberapa penyakit dan hama. Ini dapat menyebabkan penyebaran yang lebih cepat dan lebih luas dari serangan penyakit dan hama, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
Keempat, kondisi cuaca yang ekstrem yang terkait dengan El Nino, seperti suhu yang tinggi dan kekurangan air, dapat menyebabkan penurunan kualitas tanaman. Buah-buahan dan sayuran yang tumbuh dalam kondisi yang tidak ideal cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil, rasa yang kurang enak, dan kualitas yang buruk secara keseluruhan.
Sedangkan yang kelima, El Nino dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar. Jika panen berkurang atau gagal, pasokan dapat berkurang, yang dapat menyebabkan kenaikan harga dan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan. Hal ini dapat mempengaruhi petani, pedagang, dan konsumen secara keseluruhan. (jainul abidin/hms)