TrendPurwakarta.com – Komisi II DPRD Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat kembali menerima audience warga yang mengeluhkan kelangkaan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda) Gapura Tirta Rahayu.
Sehari sebelumnya, Senin (22/5/2023) Komisi II DPRD Purwakarta telah menerima audience warga Perum Dian Anyar yang komplain tak mendapat pasokan air dari Perumda Gapura Tirta Rahayu. Kali ini, Selasa (23/5/2023) giliran warga Perumnas Gandasari, Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao yang mengadukan sulitnya mendapatkan pasokan air dari Perumdam Gapura Tirta Rahayu.
Ruangan rapat Gabungan Komisi (gabkom) gedung DPRD Purwakarta dilantai II yang berkapasitas 50 tempat duduk tak mampu menampung antusias warga yang turut hadir. Tampak hadir warga yang bukan penduduk Perumnas Ganda Sari juga ikut menyaksikan jalannya audiensi.
Kedatangan warga Perumnas Gandasari diterima oleh Sekretaris Komisi II DPRD Purwakarta, H. Alaikassalam, SH.I (Ketua Fraksi PKB) dan anggota Komisi II lainnya antara lain; Fitri Maryani (F. Gerindra), H. Dedi Sutardi (F. PKS), H. Amas Mastur (F. DPN) dan Agus Sugianto, SE (Ketua Fraksi Berani – gabungan partai Berkarya, PAN dan Hanura).
Selain menerima kehadiran warga Perumnas Gandasari, Komisi II juga mengundang manajemen Perumda Gapura Tirta Rahayu yang diwakili oleh Dewan Pengawas Perumda Gapura Tirta Rahayu, Riana beserta sejumlah pejabat setempat dan pengelola Perumahan Gandasari, Agus Widodo.
Dalam rapat tersebut, warga Perumnas Gandasari sempat emosi atas jawaban yang dikemukakan oleh manajemen Perumda Gapura Tirta Rahayu yang hanya janji melulu tanpa bukti kapan pastinya perbaikan pipa saluran air ketempat mereka selesai diperbaiki sehingga air mengalir normal. Sedangkan suplai air yang dikirim menggunakan tanki sangat tidak mencukupi kebutuhan mereka.
“Kami hanya menerima permintaan maaf dari PDAM atas adanya perbaikan pipa saluran air PDAM. Tapi kebutuhan air kami tak dicukupi, sementara setiap bulan kami tetap bayar abodemen dan bayar meter sedangkan airnya tak ada. Kalau telat bayar kami didenda bahkan diputus saluran. Sedangkan PDAM kalau salah tidak mau memberi kompensasi ke kami. Catatan meter maen tembak aja oleh petugas meter PDAM,”kata warga Perumnas Gandasari sambil menggebrak meja.
Emosi warga Perumnas Gandasari semakin tinggi ketika manajemen dari Perumnas Gandasari diketahui belum juga menyerahkan asetnya ke Pemkab Purwakarta sehingga Pemkab Purwakarta tidak bisa serta merta mengambil alih keluhan warga mengingat terbentur regulasi. “Saya sudah tinggal di Perum Gandasari sejak tahun 1997. Sekarang sudah tahun 2023. Alasan yang dikemukakan selalu sama, tapi tanpa ada realisasi,”kata seorang warga Perumnas Gandasari, Heru.
Atas situasi yang sudah mulai memanas, pimpinan rapat H. Alaikassalam mencoba meredakan emosi warga. “Saya mohon kepada bapak dan ibu, hati boleh panas kepala tetap dingin ya bapak dan ibu. Disini kita berkumpul ingin mencari solusi untuk kebaikan bapak dan ibu saat ini dan kedepan. Kami dari Komisi II akan terus mengawal persoalan ini,”kata Alex – sapaan Ketua Fraksi PKB DPRD Purwakarta yang memimpin rapat atas kedatangan warga Perumnas Gandasari, Selasa (23/5/2023)
“Sekarang kita akan mendengarkan pemaparan dan masukan dari anggota Komisi II. Silahkan,”kata Alex memberi waktu anggota Komisi II untuk menyampaikan saran dan pendapatnya.