Lalu, ada daerah wisata Lingkar Selatan yang sayang sekali dilewatkan ketika berkunjung ke Purwakarta yakni, Bukit Cinta, Kebon Ambu dan Ujung Aspal.
Bukit Cinta Wanawali atau yang lebih akrab bagi warga sekitar adalah Tacin (Tanjakan Cinta) sebutan tersebut disematkan karena terdapat pada lokasi dengan kontur tanah yang menajak menyerupai perbukitan dan memiliki suasana sejuk. Bukit cinta mengandung filosofi yang dalam, jika merunut pada nama desanya yaitu Wana (hutan) dan Wali (pelindung) dapat disimpulkan menjadi hutan pelindung desa.
Bukit cinta terletak di Desa Wanawali Kecamatan Cibatu, tempat wisata yang di kelola oleh unit usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Lokasinya cukup tersembunyi bebas dari kebisingan kendaraan dan industri. Sejauh mata memandang, pariwisata tersebut menyajikan keindahan alam hutan jati dan perkebunan pertanian di atas bukit. Suasana yang sejuk nan asri menjadikan wisata ini ramai didatangi untuk ngabuburit, apa lagi saat akhir pekan. Wisatawan selalu ramai berwisata di daerah tersebut.
Selain menawarkan keindahan panorama alam, daerah tersebut juga menawarkan berbagai prodak UMKM setempat sebagai oleh-oleh. Seperti kripik singkong, kripik pisang dan yang menarik yakni makanan tradisional seperti Bala-bala (bakwan) dari buah pepaya.
Bergeser sedikit, ada yang namanya Ujung Aspal Purwakarta terletak di kawasan hutan pinus yang dikelola oleh Perhutani, alamatnya berada di Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta.
Suasana hutan pinus yang asri di Ujung Aspal Wanayasa memang menawan hati. Pemandangan deretan pinus tinggi tampak mempesona sekaligus meneduhkan mata dan pikiran. Tidak heran jika tempat ini juga jadi primadona sebagai lokasi berfoto. Spot foto favorit wisatawan adalah jembatan gantung. Jembatan ini terhubung dari pohon ke pohon dan berada di lereng yang menghadap langsung ke arah daratan Kabupaten Purwakarta.
Ujung Aspal berada di bawah kaki gunung Tangkuban Parahu, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, maka tak aneh apabila Ramadan seperti sekarang daerah tersebut menjadi tempat yang cocok untuk menunggu adzan magrib, mengingat daerah tersebut sudah lama populer di kalangan masyarakat.
Lalu, Kebon Ambu, yang berada diatas tanah seluas 6 hektar yang berlokasi di Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes. Selain merupakan pusat penelitian dan pengembangan (Litbang) produk tanaman pangan, kawasan tersebut merupakan wisata edukasi yang bernuansa perkebunan.
Setiap tahun pemerintah melalui Dinas Pangan dan Pertanian setempat terus berinovasi untuk mengembangkan produk perkebunan ataupun holtikultura. Saat ini, kawasan tersebut telah ditanami beragam produk tanaman pangan.
Sebut saja diantaranya, beragam produk buah-buahan, semisal manggis. Kemudian, zona perkebunan kopi, komoditas cabai dan jenis tanaman holtikultura lainnya. Selain cocok untuk tempat wisata, Kebon Ambu sangat cocok untuk edukasi bagi anak-anak sambil menunggu waktu berbuka puasa. (jainul abidin/hms)