Manggis Wanayasa Kuasai Pasar Internasional, Bupati Anne: Prestasi itu Harus jadi Inspirasi Desa-desa Lain

TrendPurwakarta.com – Manggis Wanayasa terus memperkuat posisinya di pasar internasional. Sebagai salah satu penghasil manggis terbesar secara nasional, Kabupaten Purwakarta ikut andil memperkuat Indonesia menguasai pasar internasional. Saat ini, Indonesia bersama empat negara lainnya yakni India, Tiongkok, Kenya dan Thailand merupakan penguasa manggis di pasar global.

Manggis Wanayasa merupakan salah satu varian manggis terbaik di Indonesia, keunggulan manggis tersebut karena buahnya berukuran relatif besar dengan diameter 4,5 sampai 5,5 sentimeter dan bobot 90 sampai dengan 110 gram.

Daging buah yang rasanya manis segar serta memiliki warna kulit buah merah keunguan.  Selain ukuran buah yang membedakan Manggis Wanayasa dengan tempat lainnya adalah daya tahannya yang mencapai 28 hari. Tak heran jika buah ini menjadi unggulan ekspor karena memiliki ketahanan hampir satu bulan.

Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya itu, Manggis dari Wanayasa merupakan salah satu buah yang paling diminati oleh masyarakat global. Setiap tahunnya permintaan ekspor manggis produk Kabupaten Purwakarta terus mengalami peningkatan signifikan.

“Permintaan pasar global sangat tinggi, mulai dari negara-negara di asean, timur tengah, asia pasifik dan beberapa negara di eropa. Bahkan di beberapa negara timur tengah, manggis merupkan buah-buahan wajib dikonsumsi setelah makan karena buah tersebut kaya akan manfaat,” ujar Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Rabu, 08 Maret 2023.

Selain Wanayasa, lanjut Anne, sektor perkebunan manggis di Purwakarta tersebar di beberpa Kecamatan. Yakni Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, Darangdan, dan Pondoksalam, dengan jumlah 166.268 pohon manggis dan luasan kurang lebih 1.662, 68 hektar.

“Dari 1.662, 68 hektar tersebut bila dikonversikan dari luasan itu terdiri dari tanaman produktif seluas 171,58 hektar, tanaman belum menghasilkan seluas 846,56 hektar, dan tanaman tua atau rusak 644,54 hektar. Tanaman yang rusak sedang kita perbaiki, dan tanaman yang tua di beberapa wilayah ada yang tetap kita rawat sebagai bagian dari kebutuhan oksigen bersih,” kata Ambu Anne.