“Dengan diadakannya acara ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran bahasa Sunda dan kaitannya dengan kurikulum muatan lokal, karena sejatinya guru merupakan tonggak utama pendidikan. Jika gurunya terampil dan kompeten, maka peserta didiknya pun akan lebih luwes dan senang dalam belajar,” ujar Ambu Anne.
Kata Ambu Anne, di era digitalisasi tantangan Guru Bahasa Sunda akan cukup sulit untuk menerapkan pelajaran bahasa Sunda, mengingat anak-anak sekarang lebih diajarkan orang tuanya ke bahasa Indonesia.
Menurutnya, bahasa Sunda sebagai bahasa ibu harus di galakan di tengah-tengah masyarakat terutama bagi anak sekolah agar tidak lupa terhadap jatidirinya sebagai orang sunda, salah satunya adalah dengan terus mengaplikasikan menggunakan bahasa sunda dalam kegiatan aktivitas sehari-hari.
“Bahasa merupakan salah satu ciri identitas suatu bangsa. Oleh karena itu, wajar jika Dinas Pendidikan melalui MGMP Bahasa Sunda SMP/MTs Kabupaten Purwakarta menggelar pertemuan ini sebagai pembahasan pengajaran bahasa Sunda dengan topik pengembangan kurikulum pengajaran muatan lokal bahasa Sunda Kabupaten Purwakarta dalam rangka merawat dan mengembangkan bahasa Sunda,” demikian Ambu Anne. (jainul abidin/hms)