Jajaran Pemkab Purwakarta juga akan terus mengkampanyekan sampah sebagai bahan baku ekonomi nasional dengan tetap menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan yang disambung dengan pengelolaan sampah dengan langkah sederhana yaitu Reduce, Reuse dan Recycle (3R).
“Ini penting sekali karena memang pengolahan sampah di Purwakarta sudah dilaksanakan secara mandiri, dan desa-desa juga melaksanakan sampah secara mandiri sudah mengubah sampah menjadi nilai yang ekonomis. Alhamdulillah kemarin untuk smart city Purwakarta memperoleh penghargaan dalam kategori lingkungan implemen, karena pengolahan sampah kita sudah dilakukan secara mandiri dan terpadu,” kata Iyus.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta, Deden Guntari mengatakan, masih diperlukan lagi gerakan-gerakan yang masif untuk mendukung program-program seperti TPS 3R, Bank Sampah dan lain-lain. “Apapun namanya sebagai pengelola sampah diharapkan bisa lebih terlembagakan dengan baik,” demikian Deden Guntari.
Sekedar diketahui, hingga hari ini, sampah masih menjadi permasalahan utama terkait pengelolaan lingkungan di Indonesia. Menurut data KLHK, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020. Artinya, satu penduduk menghasilkan sekitar 0,68 kilogram sampah perharinya.
Penyumbang sampah terbesar berasal dari rumah tangga yakni sebanyak 37,3 persen, dan sampah pasar tradisional 16,4 persen. Sedangkan sampah yang dihasilkan dari kawasan sebanyak 15,9 persen dan sampah yang berasal dari sumber lain sebesar 14,6 persen.
Dari pantauan melalui layar tangkap kaca terlihat Sekretaris DPRD Purwakarta, Drs. H. Suhandi, M.Si turut mengikuti peringatan Hari Peduli Sampah Nasional. (jainul abidin/hms)