“Oleh karena itu, pada sisi kualitas dengan sendirinya akan terjadi peningkatan hasil. Para petani di Purwakarta juga selalu melakukan inovasi-inovasi, misalnya pengembangan budidaya padi khusus seperti pengembangan padi organik dan budidaya padi varietas unggul baru. Dengan demikian kami sangat optimis nilai tukar usaha tani akan terjadi peningkatan,” kata Ambu Anne.
Mantan Mojang Purwakarta itu juga menyampaikan bahwa dengan tibanya musim penghujan sejak November ini, pihaknya menghimbau agar para petani selalu memanfaatkan potensi air untuk kegiatan menanam baik di sawah ataupun di lahan darat serta menganjurkan untuk sebaik-baiknya memanfaatkan lahan.
Sementara itu, terkait pohon kelapa yang ditanam di alun-alun dalam momentum tersebut, ia memaknai apresiasi itu, bahwa pohon kelapa adalah lambang kehidupan dengan berbagai manfaat. Tidak ada satu bagian pohon pun yang tidak berguna untuk obat, bahan pangan bahan industri dan lainnya. “Jadi, intinya bahwa tidak ada bagian yang tidak berguna pada pohon kelapa,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengungkapkan rasa syukurnya karena selama 2020 ini perkembangan luas tanam telah melampaui target.
“Target tanan sekitar 38.000 hektar, dan sampai minggu pertama bulan ini sudah mencapai luas tanam 40.800 hektar dengan perkiraan dapat menghasilkan kurang lebih 137.035 ton beras,” kata Agus.
Selain itu, ia juga mengungkapkan rasa bangganya karena pengukuran kinerja peningkatan luas tanam yang dinilai didasarkan kepada metoda Kerangka Sample Area (KSA).
“KSA adalah suatu metoda pengukuran yang digunakan oleh BPS sejak tahun 2018 dengan tingkat akurasi yang memadai, sehingga optimis data-data seperti luas panen dan produksi yang disajikan terhindar dari sumber kebiasan. Kondisi tersebut memberikan kepastian dalam mengestimasi kecukupan atau adanya surplus terhadap konsumsi pangan terutama beras,” demikian Agus. (001)