Stake Holder dan Warga Purwakarta Dinantikan Kehadirannya Dalam Haul Pendiri Kota Purwakarta Ke-151

Oleh: AA Komara

UNTUK pertama kalinya setelah 151 tahun wafatnya figur sentral dalam sejarah berdirinya Purwakarta, yaitu Raden Muhammad Sirodz / Raden Adipati Aria Suriawinata yang berjuluk Dalem Sholawat, pelaksanaan Haul beliau tahun ini dilaksanakan dengan mengundang serta jajaran pemerintahan kabupaten Purwakarta dan Masyarakat Purwakarta.

Dalem Sholawat wafat dan dimakamkan di Kota Bogor pada tahun 1872

Sekitar 21 tahun, Dalem Sholawat memimpin Purwakarta, yaitu mulai dari tahun 1828 ketika pusat ibukota masih di Wanayasa lalu pada tahun 1830 berpindah ke Sindang Kasih yang kelak atas usulan beliau berganti nama menjadi Purwakarta.

Hingga akhirnya pada tahun 1849, Dalem Sholawat ditugaskan sebagai Bupati Bogor, kota asal beliau dan kakak sepupunya, yaitu Syekh Baing Yusuf, Sang Maha Guru dari Ulama se Nusantara, yang turut bahu membahu bersama Dalem Sholawat dalam merintis keberadaan Kota Purwakarta.

Dalem Sholawat berperan sebagai umaro ( bupati ) berfokus menjalankan roda pemerintahan, menata kota yang baru saja didirikan, sementara Syekh Baing Yusuf berfokus sebagai ulama menanamkan syi’ar Islam pada masyarakat Purwakarta pada saat itu, salah satu peninggalan beliau di antaranya adalah Masjid Agung Purwakarta.

Dalem Sholawat seorang umaro / pemimpin yang relijius. Sebutan Dalem Sholawat berasal dari masyarakat pada saat itu karena beliau selalu bersholawat kapan pun di mana pun dalam situasi apa pun selalu tak lepas membaca Sholawat.

Nama Purwakarta sendiri sebagai warisan dari beliau yang tentunya atas restu dari para sesepuh pada saat itu ( termasuk restu dari Syekh Baing Yusuf ) ditetapkan pada tanggal 20 Juli 1831 dalam sebuah besluit / surat keputusan dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang kemudian menjadi dasar peringatan Hari Jadi Purwakarta yang setiap tahunnya dirayakan hingga saat ini.

Ketika penetapan nama Purwakarta di tahun 1831 tersebut, Dalem Sholawat baru menginjak usia 20 tahun ( beliau lahir 1811 – wafat 1872 ).

Komunikasi antar Purwakarta – Bogor ini kembali terjalin setelah pada awal tahun lalu sekelompok masyarakat yang terkordinasi dalam wadah silaturahmi BELA PURWAKARTA, melaksanakan penelusuran sejarah serta ziarah ke makam Dalem Sholawat.