Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto menambahkan, program Tatanen di Bale Atikan tak hanya sekedar gerakan bertani disekolah atau sekedar menghijaukan sekolah.
“Lebih dari itu, kita melakukan gerakan mendidik anak-anak untuk menyadari lingkungan, kesadaran lingkungan. Kemudian, kita juga belajar menangkap masalah, kemudian mencari teori dan menyelesaikan nya dengan solusi, belajar dari pengalaman praktik yang kemudian menjadi pembelajar. Contoh dalam pelajaran matematika, siswa harus paham cara mengukur luas kebun atau luas tanah secara langsung,” ujarnya.
Menurutnya, program Tatanen di Bale Atikan merupakan gerakan pendidikan yang bertujuan menyadarkan dan mengembangkan potensi diri peserta didik yang memiliki kesadaran diri dan lingkungan. Membangun generasi yang memahami masalah lingkungan di sekitarnya serta mencari solusi pemecahannya.
Lebih jauh, lanjut Kang Ipung dengan program ini peserta didik di Purwakarta diharapkan bisa produktif dan sanggup memiliki produk. “Semua warga sekolah harus faham mulai dari penjaga sekolah hingga kepala sekolahnya, kemudian nanti mampu mensosialisasikan kepada orang tua. Gerakan ini harus menjadi kesadaran kolektif semua orang yang ada di sekolah,” ujarnya.
Selain itu, sekolah-sekolah di Kabupaten Purwakarta, mulai dari TK, SD dan SMP diharapkan memiliki keunggulan dan keunikannya masing-masing. Setiap sekolah harus mengedepankan perilaku baik, memiliki value, berkebudayaan lingkungan. Karena dunia ini adalah ruang kelas untuk belajar dan menjadi pembelajar.
“Semoga dengan kegiatan ini bapak-ibu semuanya dapat memetik ilmu pengetahuan. Pulang dengan pengetahuan dan keterampilan yang menjadi amal soleh jika ilmu itu disebarluaskan di sekolah, di rumah dan lingkungan. Dan anak-anak kita belajar mempunyai makna dan prodak masing-masing,” demikian Purwanto. (001)